- Judul : Membonsai Islam
- Pengarang : Agus Mustofa
- Penerbit : Padma Press
- Tahun Terbit : 2006
- Tempat Terbit : Surabaya
- Tebal : 264 Halaman
- Ilustrasi Buku : Warna dasar hijau tua motif dinding batu bata, terdapat gambaR tanaman bonsai dengan potnya, tulisan judul berwarna kuning.
Sejak kecil, penulis, Agus Mustafa
ini sangat akrab dengan filsafat seputar pemikiran tasawwuf. Pendidikan yang
ditempuhnya di Fakultas Teknik jurusan teknik nuklir menjadikannya memiliki
tipikal pemikiran yang baru yakni tasawwuf modern. Kekritisannya dalam
melakukan analisa semakin terasah sejak bergabung dengan Koran Jawa Pos,
Surabaya tahun 1990, sebagai wartawan. Kemudian bergelut sebagai general
Manager di media televisi lokal. Sekarang ia memutuskan untuk memokuskan diri
mensyiarkan ilmu Allah di masjid-masjid, kampus, instansi dan forum diskusi,
dalam format yang khas, yaitu Islam, Sains dan Pemikiran Modern. Di samping itu
juga ia bertekad untuk terus menulis buku serial diskusi tasawwuf modern dari
sudut pandang sains dan pemikiran modern. Berikut buku-buku yang sudah terbit :
Pusaran Energi Ka’bah, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Terpesona Di Sidratul
Muntaha, Untuk Apa Berpuasa, Menyelam ke Samudera Jiwa & Ruh, Bersatu
dengan Allah, Mengubah Takdir, Tahajud Siang hari Dhuhur Malam Hari, Dzikir
Tauhid dan Membonsai Islam. Buku selanjutnya berjudul “Menuai Bencana”.
Buku ini di awali dengan penjabaran
islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin. Penjabaran yang sangat teliti
dengan segala kosa kata yang terkandung dalam makna ismul islam rahmatan
lil ‘alamin, ya’muru bil ma’rufi wa yanha ‘anil munkar,beriman
kepada Allah.
Selanjutnya pada bab ke dua membahas
islam sebagai agama yang niscaya untuk peradaban yang gemilang. Karena
islam telah mengenalkan nilai keuniversalan manusia yang dengan
menyadarinya seyogyanya tercipta suatu tatanan kehidupan yang harmonis. Bumi
dan seisinya yang telah didesain dengan sempurna untuk bisa memenuhi
kebutuhan penghuninya sehingga dengannya semestinya mensejahterakan umat
manusia. Sains dan Teknologi adalah Ilmu Allah, untuk itu Allah telah
mengajarkan kepada umat manusia untuk menguasainya agar kemudian mampu
menciptakan peradaban yang maju. Namun bagaimanapun peradaban yang geilang ini
harus selalu berdasar pada tujuan utama yakni : keridhaan Allah.
Pembahasan di buku ini lebih
menanjak kritisnya, dari bab ke tiga yang membahas mengenai tugas utama manusia
di turunkan ke bumi, yakni sebagai khalifah. Karena umat terbaik belum
menjadi yang terbaik, maka SDM-SDM Islam harus memiliki kualifikasi yang
tinggi dalam akhlak sekaligus dalam penguasaan sains dan teknologi dan
meminimalisasi potensi merusak yang dimilikinya.
Pada bab empat memberikan pencerahan
terhadap permasalahan pada bab sebelumnya, yakni mengajak pembaca untuk bercermin kepada sejarah islam yaitu pada
zaman Rasulullah saw, zaman Khulafaurrasyidin, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah.
Sampai pada masa runtuhnya di era modern dan mengajak untuk mengkritisi sejarah
tersebut.
Pada bab ke lima, penulis berusaha
mengupas sebab-sebab Kemunduran Sumber Daya Islam. Dengan membeberkan
secara jelas yaitu disebabkan oleh faktor internal, jauh dari al Qur’an,
hampir mengharamkan akal, memisahkan agama dan iptek, terjebak pada seremonial
dan tidak bertuhan kepada Allah.
Bab pamungkas akhirnya penulis
menyatakan maksud dari judul besar bukunya, Membonsai Islam. Ia
mengingatkan bahwa islam sedang dibonsai ramai-ramai. Dan lebih ironis jika
ternyata juga dibonsai dari dalam. Kemudian penulis mengajak untuk mengamalkan
lima hal agar islam kembali berjaya seperti yang dicontohkan Rasulullah. Yaitu
mengeksplorasi petunjuk-petunjuk dari dalam al Quran, memaksimalkan dan
mengasah anugerah yang paling besar yakni kecerdasa akal, membangun ilmu
pengetahuan di segala bidang termasuk skill teknologinya, memperbanyak dan
memperdalam kepahaman atas ritual ibadah kita dan mentauhidkan Allah swt.
Buku ini menghadirkan berbagai
pemikiran yang unik, sangat sarat dengan pencerahan dan wawasan yang mengajak
kita semua muslimin muslimat untuk membuka mata, berfikir dengan cermat dan
bertindak secara tepat.Menyadarkan kita melihat terjalnya tantangan untuk umat
yang termaktub sebagai umat
terbaik agar segera mewujudkan dirinya dalam naungan yang telah disempurnakan
untuknya.
Buku ini penuh dengan energi,
pembahasannya yang serius membutuhkan banyak energi pula untuk mampu menyerap
kembali energi pesan dan informasi yang hendak disampaikan penulis. Olehkarena
itu saya sarankan ketika membaca buku ini anda tidak perlu tergesa-gesa,
biarkan energi tulisannya mengalir sedikit-sedikit agar tidak membuat anda
pusing, sehingga anda dapat membaca sampai puncaknya dan menyerap energi si
penulis.
0 komentar:
Posting Komentar