Resensi Novel "Sang Pemimpi"

Nama : Indra Adi Gumelar Wicaksana
NPM  : 13215349
Kelas : 1EA08
Pelajaran : Bahasa Indonesia 2





Identitas Buku
Judul : Sang Pemimpi
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : Cetakan ke-14, Januari 2008
Jumlah halaman : x + 292 halaman

Pratinjau buku
      Sangat menarik, itulah kesan saya setelah membaca novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Alur cerita dan gaya Bahasa yang diberikan yang diberikan mampu disampaikan begitu baik dari awal hingga akhir. Dari segi unsur instrinsiknya, novel ini bisa dibilang sangat baik . Sebab setiap peristiwa, penulis menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami jalan ceritanya. Bahasanyapun sangat menarik, dengan beragam Bahasa yang terdapat pada novel ini.
      Secara garis besar, novel ini menceritakan tentang kisah persahabatan antara Ikal dan tokoh  lainnya bernama Arai. Mimpi mereka dimulai dari desa kecil di Belitong dan mereka bermimpi pergi ke Eropa, tepatnya di Perancis. 
      Kisah dalam novel ini dimulai dengan kehidupan tokoh ikal di Belitong pada saat ia masih SMA. Ia bersama saudara jauhnya yakni Ikal menjalani masa SMA yang menyenangkan meski berat sebab tuntutan ekonomi membuat mereka dewasa sebelum waktunya. Untuk tetap besekolah dan hidup, keduanya bekerja sebagai kuli di sebuah pelabuhan ikan. Waktu kerja mereka dini hari sehingga waktu sekolah tidak terganggu. Kegigihan mereka pada akhirnya terbayar saat mereka dewasa kelak. Ikal sendiri berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia, sementara Arai yang pada akhirnya kuliah di Kalimantan, menjadi seorang ahli biologi. 
      Selain Ikal dan Arai, ada tokoh lain dalam novel Sang Pemimpi ini. Ia adalah Jimbron. Ia sendiri adalah anak yatim piatu yang diceritakan diasuh oleh seseorang bernama Geovanny. Ia berwajah bayi dengan tubuh gembur. Pemikirannya lurus, cenderung naïf dan polos. Jimbron sangat menyukai kuda dan tahu seluk beluk hewan tangkas tersebut. Jimbron menjadi perekat hubungan Ikal dan Arai, oleh sebab keluguannya, ia mudah disayangi dan mendapat simpati. Persahabatan mereka juga tentang bagaimana melindungi Jimbron. Namun, selepas SMA, ketiga sahabat ini berpisah. Mereka berbeda rute dan dipisahkan kota.
      Ada banyak tokoh pembantu lainnya dalam cerita ini antara lain Pak Mustar, Pak Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmalala, Lakshmi, Taikong Hamim, Bang Zaitun dan masih banyak lagi lainnya. Kesemua tokoh ini mewarnai susah senang perjuangan Arai juga Ikal meraih mimpi. Meski memang tak seterkenal  Laskar Pelangi, namun Sang Pemimpi ini seperti sebuah pelengkap dari apa yang dikosongkan Laskar Pelangi.

Kelebihan     
     Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi beragam bahasa yang membuat pembaca merasa berada dalam cerita. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis menggunakan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang melatari adegan demi adegan.

Kekurangan
     Bisa dibilang novel ini tidak ada kekurangannya. Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas dan menarik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi cerita, dan. Baik dari segi Bahasa hingga perasaan yang dirasakan pembaca sepanjang cerita.

Nilai buku
Nilai Moral
    Sifat-sifat yang ada pada cerita novel ini menunjukkan rasa kemanusiaan dalam diri seorang remaja dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai watak yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.

Nilai Sosial
     Dilihat dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.

Nilai Adat Istiadat
     Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar di novel ini.

Nilai Agama
     Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada saat dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini memiliki nilai agama.

0 komentar:

Indra Adi Gumelar Wicaksana. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Social Icons

http://www.facebook.com

Suka dengan artikel Informasi Penting ? Masukin aja email kamu di kotak di bawah ini untuk berlangganan Info-Info Terbaru dan Menarik secara GRATIS langsung ke email kamu.:

Delivered by FeedBurner

Subscribe to Informasi Penting by Email

Cek Rank Blog Kamu

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Cari Semua Artikelku

Copyright © / Informasi Penting

Template by : Urangkurai / powered by :blogger